Chairil Anwar Ngopi dan Hampir Meledak di Coffee Shop Instagramable
Sebuah Percakapan Imajiner di Kopi Merah Putih
Bayangkan, Chairil Anwar — penyair
yang liar dan gelisah itu — hidup di era sekarang. Tubuh ringkihnya bersandar
di kursi kayu dengan latar dinding penuh tanaman gantung, sementara tangan
kirinya menggenggam segelas kopi susu dingin. Lampu gantung menyala temaram,
musik indie Latin pelan mengalun dari speaker. Di depan meja barista: “Life
Happens, Coffee Helps.”
“Gila. Aku mau mati muda, tapi
kenapa kopi ini bikin aku pengen hidup lebih lama.”
Imajinasi Bertemu Rasa
Percakapan imajiner ini adalah
bentuk penghormatan kami terhadap semangat dan kegelisahan para pemikir seperti
Chairil Anwar. Sosok yang tak pernah takut berkata jujur, bahkan di tengah
dunia yang gemar bersolek. Kami percaya, kopi adalah medium. Tempat percakapan
lahir, perlawanan tumbuh, dan ide-ide mekar.
Di Kopi Merah Putih, kami
tidak hanya menyajikan kopi. Kami menyajikan ruang. Tempat Anda bisa membaca,
menulis, berdiskusi — atau sekadar termenung memikirkan baris puisi yang belum
selesai.
Promo Spesial: “Puisi dan Kopi Tak Pernah Mati”
Dalam rangka memperingati warisan sastra dan semangat kebangkitan
pemikiran, Kopi Merah Putih menghadirkan promo spesial:
Karena di balik secangkir kopi, bisa saja duduk sosok seimajiner Chairil Anwar - dan dunia tak pernah lagi sama.
Comments
Post a Comment